38 Minggu lalu, JAKPAT mengadakan survey tentang Kelangkaan BBM di beberapa kota di Pulau Jawa. Adapun responden diambil dari yang berlokasi di provinsi DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur dengan proporsi masing-masing responden untuk masing-masing provinsi adalah sebagai berikut : 1. Jawa Barat 277 Responden / 31% 2. Jawa Tengah 147 Responden / 17% 3. DI Yogyakarta 146 Responden / 16% 4. Jawa Timur 200 Responden/ 22% 5. Banten 31 Responden / 3% 6. DKI Jakarta 111 Responden / 11% Dengan batasan usia 17 – 35 tahun dan memiliki kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil. Survey dilakukan dengan margin of error 5% dan confidence level 99% terhadap 912 responden dalam jangka waktu 1 hari. Melalui beberapa pertanyaan filter, kami mencoba mencari tahu dari total responden berapa persen yang mengalami kelangkaan BBM di tempat tinggalnya. Dari total responden diketahui bahwa 82.92% menggunakan bahan bakar premium, 13.59% menggunakan bahan bakar pertamax, 2% menggunakan solar dan 1.5% menyebutkan lainnya yang terdiri atas campur kadang-kadang premium kadang-kadang pertamax, gas, listrik dan dex. Dari total responden diketahui bahwa 93.21% membeli bahan bakar di Pom Bensin Pertamina, 3.6% membeli di Pom Bensin selain Pertamina, 2.5% membeli di warung eceran dan 0.7% lainnya menjawab dengan warung ( sama dengan eceran). Dari total responden 56.24% menyatakan mengalami kelangkaan BBM di areanya, dan 43.76% menyatakan tidak. Untuk pertanyaan berikutnya hanya kami tanyakan kepada responden yang mengalami kelangkaan BBM saja. Dari responden yang menyatakan mengalami kelangkaan BBM minggu lalu, kami menanyakan apakah responden mengantri ketika hendak membeli bahan bakar. Hasilnya adalah 83.84% menyatakan Ya dan 16.16% menyatakan tidak Kemudian kami menanyakan lokasi dimana mereka mengantri membeli bahan bakar dan berapa menit biasanya mereka mengantri. Durasi antrian yang dihadapi oleh responden yang menyatakan mengantri adalah: a. Kurang dari 15 Menit – 79 Responden b. 15-30 Menit – 138 Responden b. 30 Menit – 59 menit – 127 Responden c. Lebih dari 60 menit – 94 Responden Untuk opsi c, dimana responden mengantri paling lama ( di atas 1 jam) terjadi paling banyak laporan responden di kota/kabupaten : 1. Kab. Sleman, DI Yogyakarta 2. Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta 3. Kab. Bantul. DI Yogyakarta 4. Kota Surabaya 5. Kab. Indramayu 6. Kab. Kebumen 7. Kab. Kediri 8. Kab. Probolinggo 9. Kab. Bandung JAKPAT juga menanyakan berapa kali dalam seminggu pada saat itu responden yang menyatakan mengalami kelangkaan bahan bakar dan mengantri harus mengantri. Di dalam diagram dibawah ini dapat dilihat hasilnya, bahwa 56.78% menyatakan harus mengantri 2-3 kali, 36.02% harus mengantri 1 kali saja dalam seminggu, 4.66% menyatakan mengantri 4-5 kali dalam semingu, dan 2.54% menyatakan harus mengantri lebih dari 5 kali seminggu. Dari responden yang menyatakan mengalami kelangkaan bahan bakar dan mengantri, 56.57% menyatakan tidak membeli di kios eceran akibat langka dan harus mengantri sedangkan 43.43% menyatakan ya. Dari responden yang menyatakan mengalami kelangkaan bahan bakar dan mengantri dan kemudian membeli di kios eceran teersebut, JAKPAT juga menanyakan berapa harga yang dibayarkan ketika membeli bahan bakar di kios eceran. Berikut hasilnya dapat anda lihat di diagram. 63.41% menyatakan membeli bahan bakar di kios eceran dengan harga Rp 8.000,00 – 10.000,00 sedangkan 29.27% menyatakan membeli bahan bakar di kios eceran dengan harga Rp 6.000,00 – Rp 7.000,00, dan 7.32% menyatakan membeli bahan bakar dengan harga di atas Rp 10.000,00. Berikut hasil survey tentang kelangkaan BBM di pulau Jawa oleh JAKPAT. Hasil survey ini murni diambil dari apa yang dikerjakan responden JAKPAT. Semoga hasil survey ini dapat bermanfaat JAKPATers!