56 Penetrasi internet di Indonesia semakin tinggi. Penetrasi yang semakin tinggi ini berbanding lurus dengan aktivitas keseharian konsumen yang semakin akan berpindah ke internet. Pendekatan marketing tentunya perlu mengikuti pergeseran tersebut terutama terkait media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Apabila kita amati, pemasar juga sudah menjajaki media internet sebagai sarana pemasaran mulai dari sosial media hingga situs penyedia konten seperti Youtube. Bagaimana konten di Youtube bisa engage consumer dengan tepat? JAKPAT melakukan survey terhadap 1234 responden yang menggunakan aplikasi JAKPAT mengenai respon mereka terhadap Iklan Youtube. Survey dilakukan selama 3 jam pada tanggal 20 Desember 2014 di web-platform JAKPAT. 87.6% Responden menyatakan sering mengakses konten di Youtube. Dari 87.6% responden tersebut kami mencoba mengidentifikasi bagaimana respon mereka terhadap beberapa tipe iklan yang mereka temui ketika mereka mengakses konten di Youtube. Youtube Banner Ads vs Consumer Terhadap iklan dalam bentuk Banner Ads, 70% responden menyatakan langsung menutup (klik close) Banner Ads. Sedangkan 28% responden menyatakan hanya menutup banner tersebut apabila menyaksikan video dengan durasi cukup panjang. Sisanya tidak menutup Banner Ads. Youtube Video Ads vs Consumer Kemudian kami juga menanyakan tanggapan responden terhadap Iklan Youtube dalam bentuk Video Ads. Hasil survey menyatakan bahwa 67% pengguna langsung klik Skip Video ketika button Skip sudah muncul di iklan tersebut. Dan presentase cukup besar 28% menyatakan bahwa responden menunggu beberapa detik setelah Video Ads berjalan sebelum menentukan klik Skip atau tidak. Sisanya tidak klik Skip sama sekali. Kemudian kami juga menanyakan faktor apa yang membuat pengguna menonton video ads sampai akhir. 38% karena ceritanya lucu, 20% karena iklan yang sedang ditonton adalah berasal dari produk dibutuhkan baik sekarang maupun nanti, 15.23% karena ceritanya membuat terharu, 12.02% karena bintang iklannya ganteng/cantik, sisanya karena alasan lain. Pentingnya Detik-Detik Pertama Dari hasil survey dapat kita ketahui bahwa baik dalam bentuk Iklan Banner maupun Video Ads detik-detik pertama ketika konsumen mengakses konten tersebut adalah momen terpenting. Dengan media Banner Ads Anda hanya punya waktu 1-2 detik untuk mengirimkan pesan visual terhadap konsumen. Dibandingkan Banner Ads, respon responden lebih positif terhadap Video Ads karena resistensi (klik close ataupun skip) cenderung lebih rendah. Namun kuncinya tetap bagaimana konten Video Ads kita bisa mendapatkan kesan di mata konsumen di 4-5 detik pertama. Awareness, Engagement or Action ? Bagaimana marketer bisa memanfaatkan kedua media tersebut? Pertama, marketer harus mengidentifikasi tujuan dari campaign iklan yang akan dilakukan. Apakah campaign dibuat untuk menghadirkan brand awareness dan brand association di benak konsumen sehingga ketika konsumen membutuhkan produk tersebut konsumen akan langsung mencari brand yang dimaksud (brand recall). Atau Apakah tujuan akhirnya langsung penjualan/ Sales. Lalu kemudian apakah brand yang akan dipromosikan ini sudah menjadi top brand/ well-know brand ataukah brand baru. Untuk media Banner Ads marketer punya waktu yang lebih pendek dan ruang visual yang lebih sempit dibanding video Ads. Pesan singkat dengan visual kontras sangat disarankan ketika menggunakan Banner Ads. Banner Ads lebih cocok digunakan oleh well-known brand yang secara to the point ingin menstimulus action kepada konsumen. Untuk media Video Ads, dari hasil survey bisa kita dapatkan konten yang berkesan (lucu,terharu) dan kesesuaian antara kebutuhan konsumen dan produk membuat konsumen menonton Video Ads lebih lama. Pastikan pesan ini tersampaikan dalam 4-5 detik pertama. Hal penting lainnya, walaupun 55% responden mengingat bahwa Video Ads terakhir yang ditonton merepresentasikan sebuah brand, namun sekitar 29% lupa apakah Video Ads terakhir yang ditonton merepresentasikan sebuah brand tertentu. Karena bisa jadi yang diingat adalah iklan tentang sabun, tapi lupa sabun merek apa. Ketika mendesain konten, selain fokus terhadap kesan lucu/terharu pastikan identitas brand muncul dengan kuat. Adanya jingle yang menyebut-nyebut brand bisa jadi tips untuk membuat orang mengingat brand apa yang ada dalam Video Ads tersebut. Hasil survey juga dapat anda lihat di Infografis dibawah ini : Hasil XLS bisa didownload disini: XLS report terdiri atas 1. Profil responden yang mengisi dari sisi demografis, 2. Cross tabulation untuk semua pertanyaan dan demografi responden 3. Raw data PDF bisa dilihat di Slideshare berikut : http://www.slideshare.net/anggitut/youtube-ads-vs-your-habit-survey-report Apabila anda tertarik melakukan survey terkait retail, consumer goods dan opini publik terhadap responden JAKPAT. Saat ini JAKPAT memiliki > 24.000 responden yang menggunakan aplikasi JAKPAT secara aktif siap menjawab survey-survey dari anda. Responden sudah melalui proses verifikasi, profiling dan validasi. Anda dapat langsung mentargetkan survey anda kepada responden dengan syarat demografi tertentu ( gender, usia, pengeluaran bulanan, domisili kota dan provinsi, riwayat pendidikan ), lifestyle habit ( kesehatan, kecantikan, keuangan, transportasi,dll), dll. Apabila anda ingin membuat survey di JAKPAT untuk kebutuhan perusahaan anda Bisa kontak langsung Bizdev – Chrisprastika at +62-878-3908-9833. Ada harga khusus untuk Mahasiswa yang membutuhkan survey/responden untuk skripsi