29 Buka puasa bisa jadi merupakan momen yang sama-sama ditunggu oleh setiap umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi, rupanya terdapat perbedaan pola kebiasaan berbuka puasa di antara panel responden kami dilihat dari lokasi tempat tinggalnya. Kami mengadakan survei kepada 1.505 responden secara nasional untuk mengetahui pola berbuka puasa mereka. Kami meyakini bahwa pemahaman terhadap setiap detail perilaku konsumen merupakan insight berharga. Kami mencoba mengeksplorasi kebiasaan berbuka puasa para responden Jakpat yang beragama Islam dilihat dari basis tempat tinggalnya saat ini. Seluruh responden yang berpartisipasi dalam survei ini merupakan responden yang beragama Islam dengan komposisi responden 56% perempuan dan 44% laki-laki dari usia 16-50 dan bertempat tinggal di berbagai wilayah di Indonesia. Catatan utama dari hasil data temuan survei ini berpusat pada satu simpulan bahwa perbedaan tempat tinggal responden cenderung berbanding lurus dengan perbedaan pola kebiasaannya berbuka puasa. Kami menemukan perbedaan kecenderungan kebiasaan perilaku berbuka puasa antara responden dalam survei ini yang bertempat tinggal di kost, rumah orang tua, dan rumah sendiri. Pada bagian awal survei ini kami menanyakan lokasi tempat tinggal responden sebagai filter utama. Dari seluruh responden yang berpartisipasi dalam survei ini, 54% responden tinggal bersama orang tua, 31% tinggal di rumah sendiri/mengontrak rumah/apartemen, dan 15% tinggal di kost. Pertanyaan pertama kami ditujukan kepada 466 responden yang saat ini tinggal di rumah sendiri/mengontrak rumah/apartemen. Sebagian besar responden menyebutkan bahwa mereka memasak sendiri di rumah untuk berbuka puasa. Selanjutnya kami memilah responden yang tinggal di rumah sendiri/mengontrak rumah/apartemen berdasarkan kebiasaan cara mereka berbuka puasa. Kepada 387 responden yang mengaku memasak sendiri di rumah, kami menemukan sejumlah fakta terkait kebiasaan mereka menentukan menu berbuka puasa, pengaruh orang lain dalam penentuan menu berbuka, serta sumber referensi resep memasak mereka. Sementara itu, dari 9 orang responden yang tinggal di rumah sendiri/mengontrak rumah/apartemen dan berlangganan jasa catering untuk berbuka puasa, kami menemukan bahwa separuhnya sengaja menggunakan catering untuk program khusus seperti diet atau alasan kesehatan lain. Selain itu, setengah dari responden ini juga mencoba menggunakan jasa catering online sebagai pilihan menu berbuka puasa. Terakhir, kami menemukan fakta dari 27 responden dalam survei ini yang tinggal di rumah sendiri/mengontrak rumah/apartemen dan menggunakan jasa kurir makanan untuk membelikan makanan buka puasa. Kepraktisan menjadi alasan utama bagi sebagian besar responden yang memilih untuk meminta bantuan jasa kurir makanan. Pertanyaan kedua kami ditujukan kepada 819 responden yang saat ini tinggal di rumah orang tua bersama dengan orang tuanya. Mayoritas responden mengaku lebih sering berbuka puasa di rumah dan dimasakkan oleh orang tuanya untuk berbuka puasa. Selanjutnya kami bertanya pada 194 responden yang bertempat tinggal di rumah orang tua dan memasak sendiri untuk berbuka. Dilihat dari presentasenya, sebagian besar responden dalam kondisi ini cenderung memperhatikan keinginan anggota keluarga/orang yang berbuka bersama dengannya untuk menentukan menu makanan berbuka. Serupa dengan segmen responden sebelumnya, internet menjadi rujukan referensi resep utama. Lebih lanjut, pola berbeda kami temukan dari 2 responden yang bertempat tinggal di rumah orang tua dan menggunakan jasacatering untuk berbuka puasa. Keduanya memilih menggunakan catering biasa dan tidak mengikuti program khusus. Terakhir, faktor kepraktisan kembali menjadi alasan sebagian besar dari 20 responden dalam survei ini yang bertempat tinggal di rumah orang tua dan menggunakan jasa kurir makanan untuk membelikan makanan berbuka. Pertanyaan ketiga kami tujukan kepada 220 responden dalam survei ini yang bertempat tinggal di kost. Dilihat dari pola kebiasannya, mayoritas responden cenderung lebih suka membeli makanan dari rumah makan dan dibawa pulang ke kost untuk berbuka puasa. Hanya sebagian dari mereka yang memasak hidangan berbuka. Dari 87 responden dalam survei ini yang bertempat tinggal di kost dan memasak hidangan berbuka puasa sendiri untuk berbuka sebagian besar menentukan menu hidangan buka puasa tergantung pada keinginannya sendiri saat ini. Adapun internet kembali menjadi rujukan utama bagi responden untuk mencari resep hidang buka puasa. Selanjutnya kami menemukan data dari 6 orang responden dalam survei ini yang tinggal di kost dan menggunakan jasa catering makanan untuk berbuka puasa. Mayoritas responden menggunakan jasa catering yang ditujukan untuk program tertentu, namun pilihan jasa catering mereka cenderung menggunakan catering biasa (non-online). Terkahir, 11 orang responden dalam survei ini yang bertempat tinggal di kost dan menggunakan jasa kurir makanan untuk membelikan hidangan berbuka puasa kembali menyebutkan faktor kepraktisan sebagai pertimbangan utamanya. Untuk hasil survey yang lebih rinci, anda bisa mengunduh hasil survey kami dalam 2 format xls dan pdf di button bawah ini. Laporan hasil survey JAKPAT terdiri dari 3 bagian yaitu 1) Profil responden 2) Tabulasi silang (Crosstabulation) untuk masing-masing pertanyaan 3) data mentah. Profil responden menunjukkan profil demografis (jenis kelamin, usia, lokasi/domisili, pengeluaran per bulan). Dengan tabulasi silang (Cross tabulation) anda dapat menjelaskan perbedaan preferensi segmen demografis dalam terhadap masing-masing pertanyaan. Unduh PDF disini: Anda siap untuk survey? atau hubungi kami untuk mendapatkan Sales Quote atau informasi lebih lanjut +622745015293