42 Meningkatnya penggunaan media sosial di tengah masyarakat memungkinkan kian terbukanya kebebasan berekspresi dan berpendapat. Menariknya, sejak masa Pemilihan Presiden tahun 2014 lalu, media sosial kerap pula digunakan untuk menyampaikan aspirasi politik hingga tidak jarang berujung pada perdebatan dan perang komentar antar pendukung calon. Belakangan, lini masa media sosial kembali memanas berkaitan dengan dilaksanakannya Aksi Damai 4/11. Memanasnya lini masa media sosial kerap disikapi secara ekstrim mulai dari adu komentar, mem-block atau report akun, hingga memutuskan pertemanan (unfriend) atau berhenti mengikuti (unfollow) lini masa akun teman di media sosial. Kami melakukan survey kepada 1.009 responden di Indonesia untuk mengetahui perilaku unfriend dan/atau unfollow mereka terhadap akun teman yang berbeda pendapat di media sosial. Mengacu pada data yang disampaikan e-Marketer, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai lebih dari 80 juta jiwa hingga tahun ini. Jumlah populasi tersebut kemudian kami sampling dengan menggunakan perhitungan Krejcie dan Morgan (1970) dengan tingkat kepercayaan sebesar 99% dan margin error sebesar 5%. Proporsi sampel responden survei terdiri dari berbagai rentang usia, meskipun konsentrasi terbesar berpusat pada segmen generasi Millennial. Catatan penting ttg hasil survei menunjukkan bahwa perilaku unfriend atau unfollow terkait Pemilihan Presiden 2014 dan Aksi Damai 4/11 tidak secara ekstrim banyak dilakukan oleh responden dlm survei ini. Secara umum, dilihat dari keseluruhan alasan dan segmen usia, responden di segmen usia lebih tua cenderung lebih banyak meng-unfriend atau meng-unfollow akun pertemanan. Akan tetapi, secara khusus dilihat dari alasannya, responden di segmen usia muda cenderung lebih tinggi meng-unfriend atau meng-unfollow akun hanya karena mereka memiliki pilihan kandidat kepala daerah yang berbeda dibandingkan responden di segmen usia tua. Pada tahap pertama kami bertanya pada seluruh panel responden kami tentang pengalaman mereka meng-unfriend atau unfollow akun pertemanan di media sosial mereka pada saat Pemilihan Presiden 2014 lalu. Dari hasil survei kami menemukan bahwa 378 orang responden menyatakan pernah melakukan tindakan tersebut. Adapun alasan utama perilaku unfriend dan unfollow didasarkan pada dua faktor yaitu konten dan sumber informasi yang kerap disampaikan oleh akun di lini masa. Lebih lanjut, kami bertanya tentang pemilik akun yang di-unfollow atau unfriend oleh responden. Mayoritas responden survei berhenti berteman dan mengikuti lini masa dari orang-orang di luar circle-nya. Teman yang tidak pernah bertemu langsung, teman yang jarang berkomunikasi, dan public figure menjadi tiga sosok terbanyak yang di-unfriend atau unfollow oleh responden. Pada tahap selanjutnya kami menanyakan tentang perilaku unfriend atau unfollow terkait Aksi Damai 4/11. Dari seluruh responden dalam survei ini, 240 orang pernah menyampaikan informasi tentang Aksi Damai 4/11 di media sosial. Adapun mayoritas informasi disampaikan pada saat Aksi Damai 4/11 berlangsung. Terkait informasi yang disampaikan tentang Aksi Damai 4/11 kami menemukan kecenderungan bentuk informasi berbeda di antara para responden dari berbagai rentang usia. Responden dari rentang usia 16-19 tahun cenderung lebih banyak menyampaikan meme dan foto tentang Aksi Damai 4/11. Di sisi lain, responden dalam rentang usai 20-35 tahun lebih banyak menyampaikan artikel yang bersumber dari portal berita online. Data temuan berbeda ditemukan pada segmen responden dengan rentang usia yang lebih tua. Bagi segmen di atas usia 35 tahun, informasi yang disampaikan mayoritas berasal dari portal berita online dan/atau artikel dari portal berita atau blog bernuansa agama. Lebih lanjut, kami bertanya pada 240 responden yang pernah menyampaikan informasi tentang Aksi Damai 4/11 di media sosial tentang alasan mereka menyampaikan informasi tersebut. Mayoritas responden menjawab bahwa kepercayaan mereka terhadap informasi yang mereka yakini sebagai informasi yang benar sebagai alasan utama. Selain itu, mereka ingin menyanggah informasi yang tidak sesuai dengan pendapat mereka. Facebook dan grup di instant messenger seperti WhatsApp, BBM, dan LINE menjadi media komunikasi yang banyak digunakan oleh mayoritas responden untuk menyampaikan informasi terkait Aksi Damai 4/11. Tingginya jumlah responden yang menyampaikan informasi melalui chatting group menegaskan bahwa media komunikasi yang bersifat privat dan terbatas hanya pada circle tertentu menjadi kanal komunikasi yang powerful saat ini. Selanjutnya, kami bertanya kepada 769 responden survei yang tidak pernah menyampaikan informasi tentang Aksi Damai 4/11 di media sosial. Dari data survei ditemukan bahwa mayoritas responden tidak menyampaikan informasi apapun terkait Aksi Damai 4/11 karena menghindari konflik/adu argumentasi dengan orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Selanjutnya, kami menanyakan pengalaman bermedia sosial responden terkait Aksi Damai 4/11 lalu. Secara umum, mayoritas responden merupakan peacemaker dengan indikator lebih kecilnya presentase untuk tetap mempertahankan jaringan pertemanan dan menghindari perilaku blocking, reporting, unfriend, dan unfollowing; serta cukup tingginya keinginan untuk memberikan afirmasi positif berupa like atau share. Data survei menunjukkan bahwa terdapat 128 responden survei yang pernah meng-unfriend atau unfollow akun media sosial terkait Aksi Damai 4/11. Serupa dengan Pemilihan Presiden 2014, alasan mereka untuk melakukan tindakan tersebut didasarkan pada perilaku akun yang di-unfriend atau unfollow menyampaikan konten dan sumber informasi yang dianggap tidak kredibel. Lebih lanjut, temuan serupa ditemukan kembali terkait dengan pemilik akun yang di-unfriend atau unfollow oleh responden di media sosial terkait Aksi Damai 4/11. Mayoritas responden berhenti berteman atau berhenti mengikuti akun teman yang tidak pernah ditemui langsung dan teman yang jarang berkomunikasi dengan mereka. Untuk hasil survey yang lebih rinci, anda bisa mengunduh hasil survey kami dalam 2 format xls dan pdf di button bawah ini. Laporan hasil survey JAKPAT terdiri dari 3 bagian yaitu 1) Profil responden 2) Tabulasi silang (Crosstabulation) untuk masing-masing pertanyaan 3) data mentah. Profil responden menunjukkan profil demografis (jenis kelamin, usia, lokasi/domisili, pengeluaran per bulan). Dengan tabulasi silang (Cross tabulation) anda dapat menjelaskan perbedaan preferensi segmen demografis dalam terhadap masing-masing pertanyaan. Unduh PDF disini: Anda siap untuk survey? atau hubungi kami untuk mendapatkan Sales Quote atau informasi lebih lanjut +622745015293